Petugas Haji Diminta Jadi Problem Solver 2023

Petugas Haji Diminta Jadi Problem Solver 2023

Jakarta (PHU)—Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)Arab Saudi tak hanya memberikan pelayanaan, tapi harus jadi problem solver dan jangan menjadi bagian dari masalah. Hal tersebut ditegaskan Gusmen, sapaan akrabnya saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1444 H/2023 M.

Rabu malam (12/4/2023). Ditegaskan, pelaksanaan haji tahun 2023 ini bukan tugas yang mudah di banding tahun 2022 lalu yang hanya 50 persennya jemaah haji dibanding tahun 2023 ini. Tahun lalu hanya melayani 105 jamaah haji, tahun 2023 ini 221 ribu jamaah haji. “Diperlukan kemampuan dan kemauan yang kuat, sehingga harus melibatkan perasaan dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji. Kami harapkan petugas haji bisa memberikan pelayanan dan kenyamanan terbaik kepada jemaah haji sebagimana memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada keluarga sendiri, orang tua sendiri, dan lainnya,” katanya.

Jika tahun lalu indeks kepuasan jemaah mencapai 90 persen, bukan hanya kerja kementerian dan Komisi VIII, namun yang menjadi ujung tombak adalah petugas. Tanpa kesungguhan para petugas, tak akan mencapai indeks terbaik selama 10 tahun terakhir. Oleh karena itu, Gusmen meminta Ditjen PHU lebih ketat dan terukur dalam melakukan rekrutmen petugas yang akan melayani jemaah haji dalam beribadah. Baik saat wukuf maupun dalam menjalankan ibadah haji lainnya.

Apalagi tahun ini adalah Haji Ramah Lansia. “Tentu membutuhkan perlakuan khusus. MIsal untuk jemaah haji berumur 102 tahun, tentu giginya sudah ompong, nah bagaimana petugas menyediakan asupan makanan untuk lansia tersebut. Baru soal makan membutuhkan pelayanan berbeda, belum lagi saat menjalankan ibadah yang mengandalkan fisik. Lansia sangat rentan, apalagi suhu udara di Arab Saudi tak jauh berbeda dengan tahun lalu sekitar 48 derajat Celsius. Tantangannya tak mudah,” katanya. Karena itu, petugas harus kembali memantapkan niat dalam melayani lansia. Selain itu, sebagaimana dalam pakta integritas, jika petugas tak melakukan apa yang dijanjikan, pihaknya akan memulangkan sebelum waktunya.

Di Sulawesi Selatan masa tunggunya saja jamaah haji butuh 46 tahun. Sedangkan petugas haji hanya mengikuti, kompensasinya memberikan pelayanan kepada jemaah haji. Bimbingan teknis kali ini, menjadi tahapan penting. Karena itu, harus diikuti dengan baik agar petugas haji dapat memberikan pelayanan maksimal. “Saya harap petugas haji tak hanya memberikan pelayanaan, tapi harus jadi problem solver dan jangan menjadi bagian dari masalah,” tandasnya. Tahun lalu, Kemenag masih menemui masalah, harus berurusan dengan polisi Arab.

Gusmen tahun ini tak ingin dan tak mau tahu, petugas haji tak boleh berurusan dengan aparat hukum Arab Saudi. “Tolong dijaga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Arab Saudi, itu harus dipatuhi. Kalau anda bersungguh-sungguh tak hanya hajinya mabrur, tapi akan dapat kenikmatan di akherat,” ingatnya. Gusmen juga berterima kasih kepada petugas yang ikhlas memberikan pelayanan kepada jemaah haji. Gusmen mendoakan semoga petugas haji bekesempatan ibadah haji, hajinya pun haji mabrur. “Tetaplah semangat bekerja untuk Indonesia,” harapnya.

Copyright kemenag RI Penulis & Editor : Husni Anggoro
Travel umroh & haji Rihlah Alatas Wisata (heri budianto)

rihlah alatas wisata